Guru yang sudah berprofesi selama 7 tahun di SDN 035 Soka ini, menambahkan, bahwa dengan adanya perubahan paradigma terhadap peran guru maka berimplikasi positif kepada peserta didik sehingga tercipta nalar kritis yang tertanam pada anak-anak tersebut.
Guru berperan sebagai guru pamong yang menggali potensi dan kekuatan kodrat anak.
“Kita itu menjadi fasilitator atau guru pamong buat anak-anak kita yang mengarahkan mereka untuk menggali potensi, memfasilitasi anak-anak untuk berpendapat dan mengekspresikan dirinya, bukan sekedar memberikan instruksi. Berikanlah kenyamanan kepada peserta didik,” tambah guru Sally yang sangat baik kepada siapapun.
Selain itu, hambatan yang dirasakan oleh guru Sally adalah, ternyata dalam masa pemulihan dari masa pandemi ke new normal, ada banyak sekali perubahan karakter anak yang perlu di bimbing dan digali lagi.
Menurut dia, dampak dari pandemi, anak-anak sekarang kemandiriannya kurang, etika terhadap yang lebih dewasa perlu di edukasi, dan masa-masa untuk belajar juga belum fokus dan termotivasi. Hal ini membuktikan, bahwa pengelolaan pendidikan tak bisa digantikan dengan teknologi secanggih apapun, tetap memerlukan peran guru didalamnya.
Tentunya sebagai pendidik, dituntut mampu memberi motivasi secara langsung melalui strategi pembelajaran yang mudah dicerna, ramah, dan menyenangkan kepada peserta didik.
Guru yang aktif dalam komunitas praktisi, juga sebagai penulis dan menjadi narasumber dalam kegiatan-kegiatan kependidikan lainnya ini, menyatakan bahwa dalam mempelajari isu-isu pendidikan sekarang guru mampu menerapkan teknologi digital secara bijak ke anak, yang utamanya terkait karakter, menanam kemandirian, dan tanggung jawab.
“Saya juga memiliki pengelolaan kelas melalui program Sabilulungan yang saya angkat, yaitu melalui 7K yaitu Karakter, Kebersihan, Kehadiran, Keagamaan, Keaksaraan, Kecakapan, dan Kedisiplinan. Filosofi Sabilulungan dari bahasa Sunda adalah gotong royong, yang mencerminkan bahwa program ini adalah dari murid, oleh murid, dan untuk murid. Maka pengelolaan kelas ini mengedepankan kolaborasi,” jelas guru Sally yang sudah memiliki 3 anak ini.
Komentar