DAILYVOX.ID – Sebanyak 45 pemain Laos dilarang bermain seumur hidup oleh FIFA karena terlibat match fixing. Belakangan, akun Twitter bernama Oriental Gambler menyebut adanya match fixing di matchday kedua Grup B Piala AFF 2020 yang mempertemukan Laos vs Malaysia. Dalam laga tersebut, Malaysia menang meyakinkan 4-1 atas Laos.
“Sangat jelas bahwa hasil pertandingan telah diatur dengan Laos menjual pertandingan ke Malaysia. Anda (penyelenggara) harus memulai penyelidikan, ini terjadi di Singapura,” ungkap seorang pengguna akun Twitter yang menggunakan nama Oriental Gambler.
Selanjutnya, kembali muncul tudingan bahwa pemain-pemain Laos sengaja mengalah saat mereka tumbang 1-5 dari Timnas Indonesia di laga ketiga mereka. Meski begitu, pemain-pemain yang dihukum ini bukan yang terlibat di Piala AFF 2020.
Menurut Sekjen Federasi Sepakbola Laos (LFF), Kanya Keomany, mengatakan bahwa 45 pemain yang dihukum ini telah melakukan match fixing selama bertahun-tahun. Ia pun sangat meyayangkan kasus ini.
Kanya mengatakan dampak kasus match fixing tersebut sangat berpengaruh terhadap seleksi pemain Timnas Laos kedepannya. “Jumlah pemain yang dilarang bermain seumur hidup oleh FIFA, telah terjadi selama bertahun-tahun di berbagai turnamen. Efeknya pun berdampak negatif kepada kami saat memilih pemain untuk dipanggil ke Timnas Laos untuk mengarungi berbagai turnamen regional dan internasional,” kata Kanya Keomany dalam pemberitaan The Laotian Times, Dailyvox mengutip dari Soha.vn.
Wakil Presiden LFF, Khampheng Vongkhanty, juga sangat menyayangkan kejadian ini. Ia menilai ini telah merusak citra sepakbola Laos. “Tindakan 45 pemain yang dilarang bermain seumur hidup oleh FIFA, telah merusak citra sepakbola Laos serta masa depan mereka sendiri. Karena itu, sangat penting untuk menghapus mereka dari sepakbola,” kata Khampheng Vongkhanty.
Komentar